Selasa, 08 Mei 2012

kreasi flanelku....

aksesoris flanel....























buat yang berminat silahkan hub :
ym      :chy_caby
fb       : zhyzhu sachy

Rabu, 11 April 2012

Jumat, 23 Desember 2011

kamu

aku adalah pemuja bayang mu
karena dirimu terlalu indah untuk ku puja
aku adalah siang tanpa matahari
karena dirimu terlalu berharga tuk aku miliki

mungkin aku yang selalu jauh dari cinta
dapat meraih sebagian dari merah hatimu

yang kuharap
jangan dirimu ucap tak mungkin
karena hidupku sudah sesak dengan ketidakmungkinan

seluruh harapku
aku serahkan untuk meraih hati dan cintamu....

Selasa, 15 Maret 2011

SETANGKAI MAWAR MERAH UNTUK IBU


Seorang pria muda berhenti di sebuah toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga mawar yang akan di paketkan untuk ibunya yang berjarak 500 kilo meter dari tempat tingalnya.

Saat berhenti dijalan depan toko bunga itu, ia melihat seorang gadis kecil yang menangis tersendu-sendu. Entah penyebab apa gadis kecil itu menangis, tanpa pikir panjang pria itu menanyainya "kenapa kamu menangis?" dan di jawab oleh di gadis kecil "saya ingin membeli setangkai mawar merah untuk ibu saya, tapi saya hanya punya uang lima ratus rupiah saja, sedangkan harga bunga mawar itu seribu rupiah"

Pria itu tersenyum lalu berkata "Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kamu mau"
kemudian lelaki itu membelikan gadis itu setangkai mawar merah sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirim kepada ibunya karena sudah lama dia tak berjumpa dengan sang Ibu. Biasa terlalu sibuk dengan segudang pekerjaan yang harus dikerjakan.

Ketika selesai dan hendak pulang ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil pulang kerumah. Gadis kecil melonjak gembira "Ya tentu saja, hhhmmmm... maukah engkau sekalian mengantarkanku ketempat Ibu saya?" "Baiklah" jawabnya dengan senyuman kecil

Kemudian mereka berdua menuju ketempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, Ya pemakaman.
Dengan berlinang air mata, gadis kecil itu berjalan menuju salah satu kuburan yang masih basah dan meletakkan setangkai mawar merah itu tepat diatasnya sembari berkata "Bunga ini untuk ibu, sebagai ganti bunga mawar dari ibu yang kemaren saya buang karena kesal. Aku sangat sayang dan kangen sama ibu"
Melihat ini, hati pria itu terenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegaslah, ia pergi ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya.

Ia mengambil karangan bunga yang dibelinya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 500 Km kerumah ibunya.

Duhai sahabat TERIMA KASIH IBU yang lagi jauh dari sang ibu, berada dirantau orang, seberapa pun sibuknya, seberapa pun kayanya, seberapa pun terhormatnya, siapa pun diri kita, ingatlah beberapa tahun lalu kita adalah seorang bocah kecil yang tak punya apa-apa dan tak akan pernah jadi apa-apa tanpa seorang ibu

Selagi Ibu masih ada, lakukan yang terbaik dan jangan sampai kita menjadi gadis kecil seperti cerita tadi

Salam hormat untuk Ibu

TERIMAKASIHIBU.BLOGSPOT.COM

Jumat, 28 Januari 2011

10 Novel modern pertama di Indonesia

10 Novel modern pertama di Indonesia Kelahiran novel modern di Indonesia banyak dikemukakan oleh para penulis angkatan Balai Pustaka seperti Merari Siregar, Marah Roesli, Muhammad Yamin, Nur Sutan Iskandar, Tulis Sutan Sati, Djamaluddin Adinegoro, Abbas Soetan Pamoentjak, Abdul Muis, dan Aman Datuk Madjoindo. Beberapa karya mereka sangat terkenal hingga sekarang, sebut saja Siti Nurbaya karya Marah Roesli, Sengsara membawa nikmat karya Tulis Sutan Sati, dan masih banyak yang lainnya. Berikut 10 novel modern pertama di Indonesia:
10. Salah Pilih (1928)Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka

Sinopsis: kehidupan seseorang yang telah salah pilih dalam menentukan pilihannya
9. Salah Asuhan (1928)
Penulis: Abdul Muis
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Karya sastra legendaris SALAH ASUHAN karya Abdul Muis, berkisah tentang seorang pria Minang yang mendapatkan seorang istri berkewarganegaraan asing. Pada zamannya, perbedaan kewarganegaraan menjadi persoalan serius, karena faktor budaya

8. Sengsara membawa nikmat (1928)
Penulis: Tulis Sutan Sati
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Dari novel ini muncul tokoh yang mungkin masih anda kenal sampai sekarang, mengisahkan tentang kisah seorang pemuda shalih bernama Midun

7. Pertemuan (1927)
Penulis: Abbas Soetan Pamoentjak
Penerbit: Balai Pustaka
6. Cinta yang membawa maut (1926)
Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka
5. La Hami (1924)
Penulis: Marah Roesli
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: perjuangan seorang pemuda yang gagah berani dalam mencari jati diri

4. Tak Disangka (1923)
Penulis: Tulis Sutan Sati
Penerbit: Balai Pustaka
3. Apa dayaku karena aku seorang perempuan (1923)
Penulis: Nur Sutan Iskandar
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Kisah seorang perempuan yang harus mematuhi keingginan keluarganya demi martabat keluarga.
2. Siti Nurbaya (Kasih tak sampai), 1922
Penulis: Marah Roesli
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis:
Siapa yang tidak kenal dengan nama Siti Nurbaya, Siapa juga yang tidak kenal dengan Datuk Maringgih & Samsulbahri. Mereka merupakan tokoh-tokoh dari Novel terkenal Karya Marah Rusli.
Hampir semua kritikus sastra Indonesia menempatkan novel Sitti Nurbaya ini sebagai karya penting dalam sejarah kesusastraan Indonesia. Secara tematik, seperti yang disinggung H.B. Jassin, Zuber Usman, Ajip Rosidi, Sapardi Djoko Damono, maupun Teeuw, novel ini tidak hanya menampilkan latar social lebih jelas, tetapi juga mengandung kritik yang tajam terhadap adat-istiadat dan tradisi kolot yang membelenggu. Novel ini pula yang pertama kali menampilkan masalah perkimpoian dalam hubungannya dengan persoalan adat, yang kemudian banyak diikuti oleh pengarang-pengarang Indonesia sesudahnya.
Pada tahun 1969, novel ini memperoleh hadiah penghargaan dari pemerintah Indonesia sebagai hadiah tahunan yang diberikan setiap tanggal 17 Agustus- kini Hadiah Tahunan Pemerintah ini tidak dilanjutkan lagi.
Berbagai artikel maupun makalah yang membahas novel ini sudah banyak ditulis oleh para pengamat sastra Indonesia, baik dalam maupun luar negeri. Hingga kini, ulasannya masih terus banyak dilakukan, baik dalam konteks sejarah kesusastraan Indonesia modern, maupun dalam konteks social dan emansipasi wanita

1. Azab dan Sengsara (1920)
Penulis: Merari Siregar
Penerbit: Balai Pustaka
Sinopsis: Tema dari novel Azab dan Sengsara adalah permasalahkan perkimpoian dalam hubungannya dengan harkat dan martabat keluarga. Novel ini mengkisahkan tentang kehidupan cinta seorang perempuan yang menyedihkan